PERHITUNGAN
LABA/RUGI SUATU USAHA
1.
Pengertian Penerimaan
Kita ketahui bahwa proses produksi
yang dilakukan oleh seorang produsen akan menghasilkan sejumlah barang, atau
produk. Produk inilah yang merupakan jumlah barang yang akan dijual dan
hasilnya merupakan jumlah penerimaan bagi seorang produsen. Jadi pengertian
penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima oleh perusahaan atas penjualan
produk yang dihasilkan. Dalam ilmu ekonomi penerimaan diistilahkan revenue.
a. Penerimaan total (TR = Total
Revenue)
Penerimaan
total adalah jumlah seluruh penerimaan perusahaan dari hasil penjualan sejumlah
produk (barang yang dihasilkan). Cara untuk
menghitung penerimaan total dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah produk
dengan harga jual produk per unit. Jika dirumuskan sebagai
berikut:
|
Keterangan:
TR = Penerimaan total perusahaan Q = Jumlah produk yang dihasilkan P = Harga jual per unit |
b. Penerimaan rata-rata (AR =
Average Revenue)
Penerimaan
rata-rata adalah penerimaan per unit produk yang terjual. Untuk menghitung
penerimaan rata-rata dapat dilakukan dengan cara membagi penerimaan total
dengan jumlah produk (barang) yang terjual. Jika dirumuskan sebagai berikut :
|
Keterangan:
AR = penerimaan rata-rata TR = penerimaan total Q = jumlah produk yang dihasilkan |
c. Penerimaan Marginal (MR =
Marginal Revenue)
Penerimaan
Marginal Revenue adalah penerimaan tambahan dari adanya tambahan per unit produk
yang terjual. Cara menghitung penerimaan marginal dengan membagi tambahan
penerimaan total dengan tambahan jumlah produk yang terjual. Jika dirumuskan
sebagai berikut:
|
|
2.
Pengertian Biaya Produksi
Produksi
berlangsung dengan jalan mengolah masukan (input) menjadi keluaran (out put). Masukan merupakan pengorbanan biaya yang tidak dapat
dihindarkan untuk melakukan kegiatan produksi.
Setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi
agar dapat menetapkan harga pokok barang yang dihasilkan. Untuk menghitung biaya
produksi terlebih dahulu harus dipahami pengertiannya.
Biaya produksi adalah sejumlah
pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang.
Menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan
karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit
diidentifikasikan dan hitungannya.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai
berikut:
|
|
a.
|
Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah
jadi
|
b
|
Bahan-bahan
pembantu atau penolong
|
c
|
Upah
tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
|
d
|
Penyusutan
peralatan produksi
|
e
|
Uang
modal, sewa
|
f
|
Biaya
penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya
listrik, biaya keamanan dan asuransi
|
g.
|
Biaya pemasaran seperti biaya iklan
|
h.
|
Pajak
|
Secara umum unsur biaya tersebut dapat dibagi atas tiga
komponen biaya, berikut :
|
|
1.
|
Komponen biaya bahan, meliputi semua bahan yang
berkaitan langsung dengan produksi.
|
2.
|
Komponen biaya gaji/upah tenaga kerja
|
3.
|
Komponen
biaya umum (biaya over head pabrik) meliputi semua pengorbanan yang menunjang
terselenggaranya proses produksi.
|
a.
Biaya tetap (Fixed Cost atau FC) :
Biaya
tetap adalah Biaya
yang dalam periode tertentu jumlahnya tetap tidak tergantung jumlah produksi.
Biaya ini sifatnya tetap hanya sampai periode tertentu atau batas produksi
tertentu, tetapi akan berubah jika batas itu dilewati. Contoh, biaya penyusutan
mesin, biaya penyusutan gedung, pajak perusahaan, biaya adminitrasi.
b.
Biaya variabel (Variable Cost atau VC) :
Biaya
variabel adalah Biaya
produksi yang jumlahnya berubah sesuai dengan jumlah produksi yang dihasilkan.
Jika produksi sedikit, biaya variabel sedikit dan sebaliknya.. Contoh biaya
variabel adalah biaya bahan mentah, upah tenaga produksi, bahan pembantu.
Besarnya
biaya variabel total (TVC), jumlah seluruh biaya variabel yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk. Untuk menghitung besar variabel
total dapat menggunakan rumus berikut :
|
Keterangan:
TVC = Biaya variabel total VC = Biaya variabel per unit Q = Jumlah produksi. TVC = VC x Q |
C.
Biaya total (Total Cost disingkat TC) :
Biaya
total adalah Seluruh
biaya yang dikorbankan yang merupakan totalitas biaya tetap ditambah biaya
variabel. Besarnya biaya total dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
3.
Biaya Rata-rata
Berdasarkan perhitungan rata-rata, kita mengenal empat
macam konsep biaya sebagai berikut :
a.
|
Biaya
tetap rata-rata (Average Fixed Cost atau AFC) :
|
|
Biaya
tetap rata-rata adalah biaya tetap yang dibebankan pada tiap produk atau
produk per unit yang dihasilkan. AFC dapat dihitung dengan cara membagi TFC
dengan Q, jika dirumuskan sebagai berikut:
|
|
Keterangan:
AFC = biaya tetap rata-rata TFC = Biaya tetap total Q = Jumlah produk |
Karena
TFC dalam periode waktu tertentu tetap, maka semakin besar Q, AFC nya semakin
kecil.
b.
|
Biaya
variabel rata-rata (Average Variable Cost atau AFC) :
|
|
Biaya
variabel rata-rata adalah b iaya variabel yang dibebankan pada tiap unit
produk yang dihasilkan. AVC dapat dihitung dengan cara membagi TVC dengan Q,
jika dirumuskan:
|
|
Keterangan:
AVC = biaya variabel rata-rata TFC = Biaya variabel total Q = Jumlah produk |
c.
|
Biaya
rata-rata (Average Cost atau AC) :
|
|
Biaya rata-rata adalah biaya produksi per unit produk
yang dihasilkan. AC dapat dihitung dengan cara TC dibagi Q, jika dirumuskan:
|
|
Keterangan:
AC = biaya rata-rata TC = Biaya total Q = Jumlah produk |
d.
|
Biaya
marginal (Marginal Cost atau MC) :
|
|
Biaya
marginal adalah biaya
tambahan yang diperlukan untuk satu unit produk yang dihasilkan.
Munculnya MC diakibatkan adanya perluasan produksi yang dilakukan perusahaan
dalam rangka menambah jumlah produk yang dihasilkan. MC dapat dihitung dengan
cara tambahan TC (TC) dibagi tambahan produk (Q), jika dirumuskan:
|
4.
Pengertian Laba/Rugi
Dalam
pengertian L aba/Rugi adalah selisih jumlah antara jumlah penerimaan dengan
jumlah biaya produksi, jika dirumuskan:
|
Keterangan
:
L = Laba/rugi TR = Penerimaan total TC = Pengeluaran (biaya total) Jika L negatif berarti rugi L positif berarti laba L sama dengan nol berarti impas |
5.
Tabel Perhitungan Laba/Rugi
Agar
perhitungan lebih lengkap kita akan coba melakukan perhitungan dengan melalui
tabel.
6.
Laba Maksimum
Produsen akan selalu memilih
produksi dimana bisa memperoleh keuntungan yang paling besar (maksimum). Bila telah mencapai posisi ini, produsen dikatakan telah
berada di posisi ekuilibrium. Dikatakan posisi ekuilibrium karena pada posisi
ini tidak ada kecenderungan baginya untuk mengubah tingkat harga dan produksi,
sebab jika dilakukan perubahan pada salah satu komponen tersebut maka total
keuntungan justru menurun. Untuk mengetahui produk yang mencapai posisi
ekuilibrium atau laba maksimum dapat dilakukan dengan cara :
a.
|
Pendekatan
total penerimaan (TR) dan total biaya (TC), dicari selisih antara TR dan TC
yang paling besar. Anda perhatikan kurva di atas pada Q2 atau b tercapai
keuntungan maksimum.
|
b.
|
Dengan pendekatan hasil penerimaan marginal (MR) dan
biaya marginal (MC) dimana MR = MC (penerimaan marginal sama dengan biaya
marginal).
|
Untuk
lebih jelasnya perhatikan ilustrasi grafik dibawah ini :
Grafik A : Pendekatan
penerimaan total (TR) dan biaya total (TC)
Grafik B : Pendekatan penerimaan marginal (MR) dan biaya marginal (MC)
Grafik B : Pendekatan penerimaan marginal (MR) dan biaya marginal (MC)
Laba maksimum dicapai pada saat produk 4 dimana bisa
dilihat pada saat itu daerah/ garis TR dan TC memiliki selisih luas terbesar,
Anda bisa melihat pada grafik A dan pada grafik B pada saat produk 4 tersebut
terjadi perpotongan antara MR dan MC.